Senin, 13 Oktober 2014

*diujung senja yang memilukan


Aku yg menyedihkan

Berjalan sendiri berkabut jingga

Jerit tawa para pengelana meramaikan

Namun aku disini pilu

Senyap dengan tawa penuh tipu

 

Diujung senja yg memilukan

Aku liar mencari riang

Hingga petangpun mulai datang

Namun sayang

Ia hitam tiada terang

 

Mataku yg sembab

Berlinang kesenduan didalamnya

Ingin aku menangis

Namun tanpa ku sadari

air matakupun menetes

Angin membuat mataku berair

Dan aku benci

Mengapa aku begini ?

Mengapa selalu ditempat ini?

Aku sendiri tak ditemani

 

Wahai sang pencipta kebahagian

Berikan aku ketenangan

Dalam kegamangan pikiranku sekarang

Meski tanpa kuluapkan

Kemelut hati yg berantakan

Tapi kumohon...

Jadikanlah tangis ini penawarnya

Hingga tiada lagi sang gelap menjelma

Berkuasa dalam jiwa

 

*akm.PUH

*Ini Rasaku bukan Rasamu


bukan mengingatmu tp teringat selalu

bukan membencimu tp mencoba menjauh darimu
bukan mencintaimu tp hanya sekedar rindu
bukan tak ingin melupakanmu
Tp tak bisa menahan keadaan hatiku
bukan salahmu tp salahku

Aku tak ingin menatapmu
Aku tak ingin mendekatimu
Semua terasa aneh bagiku
Debaran jantung yg menggebu
Tatapan pilu penuh ragu
Ucap tak penting yg kaku
Bodohnya aku
Mengapa hanya kau yg buatku tak karuan ?
Hati berantakan tak beraturan
Harusnya sudah lama kutata hati ini
Tapi bagaimana bisa
Jika kau terus terbayang di mimpi

sungguh semua bukan inginku
Bila ku bisa memilih
baiknya ku palingkan muka darimu
dan kini ku diam

*akemi

Minggu, 12 Oktober 2014

Berjalan Lagi

Kita pernah merencanakan segalanya.

 Menjadikan kepala kita penuh dengan kata-kata. 

Mengisi dada kita dengan doa-doa. 

Saat itu kita masih saling ingin memperjuangan sesuatu yang disebut cinta. 

Kita masih percaya bahwa rindu adalah hadiah. 

Dan sendu hanyalah rintik-rintik hujan.

 Sesuatu yang bisa teduh di akhir waktu, dan kita selalu percaya, pasti ada indah setelah hujan itu reda.
Apa pun kita sanggupi. 

Kita yakin, bahkan teramat yakin bisa sampai dengan selamat. 

Dengan segala hal yang kita ikat. Kita percaya, kita pasti bahagia berdua. 

Menuju ujung yang kita sebut masa depan, lalu menetapkannya menjadi tujuan.

 Tanpa pernah berpikir berhenti, tanpa pernah ingin berbalik kembali ke belakang.
Namun sesuatu terjadi. Ada yang kita lupakan selama ini. Kita hanya manusia. 

Kita hanya bisa berencana. Kita hanya bisa berambisi. Kita lupa, untuk sampai kita tak bisa hanya berdua. Ada yang Mahakuasa penentu segalanya.

 Ada Mahakuat yang menetapkan sebuah cerita. 

Dan barangkali, saat ini kisah kita hanya ditentukan sampai di sini.

 Kita harus kembali pulang, ke rumah masing-masing. Menentukan pilihan lagi. Membuat rencana lagi. Tentu tidak lagi berdua.
Kita harus membangun semuanya. Bangkit lagi, sendiri-sendiri.
Namun kau harus yakin. Ada sesuatu yang telah direncanakan. Hal lain yang tentu akan lebih indah. Kita hanya perlu bangkit lagi. Berjalan lagi. Menetapkan tujuan lagi. Mungkin sendiri-sendiri. Atau mungkin saja tetap berdua. Namun dengan orang yang berbeda. Kau dengan seseorang yang lain. Aku pun begitu. Walau demikian, percayalah, apa yang pernah kita lalui, kita yakini, tak pernah menjadi sia-sia.

 Kita hanya perlu berlapang dada, bahwa tak semua rencana terwujud sesuai harap kita

 

FRH ;(